24.1.11

Once upon a time in 91

25 Januari 2011

Pernahkah kamu marah? Maksudku, ada segumpal emosi yang bergejolak didadamu dan menunggu hitungan waktu untuk meledak? Hari ini pagiku sedikit terusik tatkala aku tidak bisa menemukan novel yang kupinjam dari tempat penyewaan buku. Novel itu seharusnya dikembalikan beberapa hari yang lalu, namun karena satu dan lain hal,aku belum mengembalikannya(kebiasaan buruk!). Kuobrak-abrik kamar dan sofaku berulang kali, namun hasilnya nihil. Novel itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Aku mulai frustasi dan merasa jengkel. Kutarik nafas dalam-dalam dan kukeluarkan berulang kali, berusaha untuk tidak meluapkan emosiku. Sebenarnya aku termasuk orang yang temperamental, terutama ketika aku tidak menemukan barang yang kucari. Salahku juga sih menaruh barang sembarangan. Daripada emosiku meledak, kuputuskan untuk meninggalkan apartemen dan pergi kuliah, mengunci mulutku rapat-rapat, dan berjanji kepada diri sendiri untuk cepat-cepat pulang dan mencari novel tersebut

Ceritaku tidak berakhir disini. Ada kejadian menarik ketika aku menaiki metromini. Awalnya aku sempat bingung dengan metromini yang tumben-tumbennya dipenuhi penumpang. Hellow! Ini sudah jam 10! Jam kerja sudah dimulai sejam yang lalu! Kuabaikan perasaan aneh itu dan kuhenyakkan tubuhku ke kursi yang kosong. Didalam metromini ada segerombolan anak lelaki yang kutaksir umurnya masih belasan tahun, atau paling tidak berada diawal duapuluhan. Baru beberapa menit aku duduk, tiba-tiba seorang pemuda keturunan Tionghua yang duduk tidak jauh dari tempatku, berdiri dan menunjukkan wajah bingung. 'Ada yang lihat hp saya, tidak?' tanyanya. Aku bingung dan terkejut. Otakku perlu mencerna beberapa saat sebelum menyadari apa yang sedang terjadi. Baru kali ini aku melihat ada pencopetan diangkutan umum! Pemuda itu terus bertanya, tapi tidak ada yang merespons. Kebanyakan hanya diam dan memperhatikannya. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang berbadan gemuk menjawab 'Copetnya sudah turun, yang tadi memakai baju putih' katanya menjelaskan. Pemuda itu tetap tampak bingung. Dia menghentikan metromini didepan kampus Ukrida namun tidak turun. Wajahnya masih ‎tampak linglung. Tidak berapa lama metromini melaju kembali. Pemuda itu kembali bertanya kepada para penumpang. 'Ada yang bisa minjemin saya hp, tidak?' Lagi-lagi suasana hening. Bapak-bapak tadi kembali menjawab 'Sudah saya bilang yang ngambil hp tadi sudah turun'. Didepan halte bus Citraland, metromini kembali berhenti. Si pemuda, si bapak-bapak, dan segerombolan anak lelaki didalam metromini turun. Pemuda tersebut merogoh kembali tasnya, berusaha mencari hpnya. Tak menemukannya, pemuda itu naik ke metromini kembali dan bertanya kepada bapak-bapak berbaju coklat yang sedang duduk ditempat yang didudukinya tadi. 'Pak, bisa saya periksa bapak?' tanya pemuda itu. Pemuda itu memeriksa tubuh si bapak dan isi tasnya, namun hasilnya nihil. Bapak-bapak yang diperiksa tadi berujar bahwa bukan dia yang mengambil. Akhirnya si pemuda turun. Aku merasa kasihan kepada pemuda tersebut, dan yang membuatku agak aneh adalah bapak-bapak yang diperiksa tadi juga turun tak lama setelah pemuda itu turun. Aku menjadi curiga. Jangan-jangan komplotan pencopetnya adalah bapak-bapak yang berbadan gemuk, segerombolan anak muda, dan bapak-bapak yang diperiksa tadi. Aku beranggapan bahwa komplotan copet itu sengaja membuat pemuda itu bingung, terutama ketika si bapak-bapak gemuk itu berulang kali berujar bahwa pencopetnya sudah turun. Dasar maling teriak maling! pikirku.

Kejadian tadi memberiku pelajaran untuk berhati-hati, terutama ketika sedang menaiki angkutan umum. Waspadalah ketika angkutan umum sedang ramai, karena pada saat itulah biasanya pencopet beraksi. Aku berandai-andai apabila tadi aku meminjamkan hpku kepada pemuda itu, mungkin pencopetnya akan ditemukan. Tapi seperti biasa penyesalan selalu datang terlambat. Aku berpikir tega banget komplotan copet tersebut, masih sehat tapi malah melakukan hal yang tidak benar. Maksudku, kalo memang sudah susah, ngapain juga menyeret orang lain untuk susah. Sebenernya pengen banget merutuk tuh pencopet, but I know God is fair. Dia akan memberi pembalasan kepada orang sesuai perbuatan orang tersebut, entah itu perbuatan baik atau jahat. Semoga pemuda itu diberi hati yang lapang (yang pasti tidak mudah dilakukan) dan semoga Tuhan memberinya hp yang baru. Amin.

No comments:

Post a Comment