30.1.11

Kerikil-kerikil

Terkadang hidup tidak berjalan sesuai yang aku inginkan. Aku telah menyusun rencana-rencana dihari sebelumnya, eh, tiba-tiba salah satu rencana tersebut tidak jadi terlaksana. Suasana hati menjadi sedikit terganggu, dan kekecewaan perlahan menyusup. Setelah itu terlebih mudah memang untuk memanjakan diri sendiri, memperbaiki suasana hati dengan sikap semau gue. Ada kalanya aku bersikap seperti itu, meneguk minuman manis untuk mengobati rasa didalam hati. Kamu dapat menyebutku lari dari masalah, ya karena memang begitu kenyataannya. Namun dipagi hari ini aku mau melakukan hal sebaliknya. Aku tidak akan membiarkan bongkahan batu itu menghambat langkahku. Masih ada rencana-rencana lain yang mesti kulakukan. Yang kuperlukan saat ini adalah hati yang besar, dan juga belajar untuk tidak membuat rancangan sendiri, melainkan menyerahkannya kepada Tuhan. Ada perkataan begini toh: 'Manusia boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan'. Semangat!

Story in Kempinski

Rasa pegal menjalari kakiku. Seandainya saja aku bisa memesan tukang pijat tengah malam begini. Gimana tidak pegal coba? Berdiri selama berjam-jam mengenakan sepatu bertumit lebih dari tujuh senti. Tapi begitulah namanya cewe. Demi penampilan rasa sakit tidak menjadi masalah.

Tadi aku menghadiri perayaan ulang tahun pernikahan perak salah satu pemimpinku. Dia meminta bantuan aku dan teman-teman lainnya untuk menjaga photo booth (yang akan aku jelaskan nanti) dan membagi souvenir kepada para undangan yang datang. Perayaan itu diadakan di Kempinski. Jujur aku baru pertama kali masuk ke dalam sana. Tempatnya indah, dengan anterior yang menarik dan mewah, mengingatkanku akan hotel JW Marriot.

Sebenarnya diundangan tertulis dresscode dress merah, tetapi berhubung diantara kami tidak ada yang memiliki dress merah, kami putuskan untuk memakai dress hitam. Untuk urusan make up, aku dan dua temanku ditangani oleh teman sendiri. Orangnya sangat detil ketika merias orang, dan tanpa sadar aku membandingkan diriku dengannya. Bila aku yang memake up, pasti asal jadi, asal pake eyeshadow (intinya yg penting berwarna aja). Aku puas dengan hasilnya. Bila kalian mencari orang yang pintar make up, kalian bisa mengandalkan temanku ini,tapi tentu saja dengan bayaran. Tenang aja, ndak mahal kok.

Selesai berdandan, kami meluncur ke Kempinski dan sesampainya disana kami diberi pengarahan atakan apa yang akan kami lakukan. Tugas kami adalah menghitung tamu dengan alat penghitung yang tinggal dipencet-pencet asal ada tamu yang datang (aku tidak tau namanya). Selain itu kami juga mengantarkan tamu yang baru datang untuk berfoto di photobooth dengan keluarga mereka. Photobooth itu semacam photobox yang biasa kalian liat di mal-mal. Setelah berfoto, tamu diberi souvenir berupa bingkai foto cantik yang pinggirannya memiliki ukiran dan berwarna emas.

Tamu-tamu pun mulai berdatangan setelah jam 6. Tuan rumah, yaitu orang tua temanku menyambut mereka dengan senyum lebar. Mama orang tua temanku tampak cantik dan anggun dengan long dress berwarna perak dan rambut yang disanggul diatas. Orangnya ramah, supel, dan murah senyum. Ketika aku melihat suaminya, dengan kata lain papanya temanku, aku jadi menyadari perawakan temanku itu turunan dari mana. Makanan yang disajikan beraneka ragam, mulai dari makanan Indonesia sampe makanan Barat tersedia semua disitu, bahkan tersedia wine untuk para tamu.

Sekitar jam 8, aku dan temanku mulai mencicipi makanan disana. Pilihan pertamaku jatuh pada sushi. I love sashimi!!! Setelah itu aku mencoba menu lainnya yang aku tidak ingat namanya karena rumit. Pokoknya ada ikan, udang, sapi, ayam, dsb. Hampir semua makanannya lezat. Nah, ada pengalaman menarik disini. Aku melihat ada oyster mentah yang disajikan, kemudian aku memberitahukannya kepada salah seorang temanku. Dia tertarik dan mengambil satu. Dengan menggunakan sendok, dia meraup setengah oyster mentah tersebut. Begitu oyster tersebut masuk ke mulutnya, raut wajahnya berubah. Sesaat aku mengira dia akan muntah. Dia menutup mulutnya dan bergegas mengambil minumannya yang terletak di meja dan meneguknya. 'Baunya amis' katanya. Kemudian datang seorang temanku lagi. Dia penasaran untuk mencicipi oyster ini walaupun dia telah melihat reaksi temanku. Dia menyendok oyster yang tersisa (yang potongannya sbnrnya lebih besar) dan memakannya. Dia terdiam beberapa saat, berusaha mencerna makanan tersebut dimulutnya. Setelah mencobanya, dia berkata bahwa makanan tersebut tidak cocok untuk lidahnya.

Waktu hampir menunjukkan pukul setengah 10an lewat ketika para tamu mulai bubar. Aku dan teman-temanku kemudian mengambil kesempatan untuk berfoto ria di photobooth. Kmai menunggu sampai semua tamu pulang baru kemudian kami pamit kepada yang empunya acara.

27.1.11

Tentang rasa

Hari ini rasa itu kembali datang
Mencengkramku erat-erat dan membuatku bingung
Hari itu akan segera datang
Hari dimana aku harus membuat keputusan
Meninggalkan semua yang ada atau memulai lembaran baru
Ketidakpastian dan keraguan ini sungguh meresahkan
Jika kau adalah aku, jalan mana yang akan kau pilih?

Siapakah aku?

Kali ini kita akan bermain tebak-tebakan. Aku mau melihat apakah kamu bisa menebak tokoh utama kita kali ini.

Alkisah, pada zaman modern sekarang, hiduplah seorang putri, sebut saja namanya Princess. Aku telah mengenal princess selama enam tahun lebih. Pertama kali bertemu dengannya, yang kuingat hanyalah seorang anak lugu dengan rambut yang dikepang-kepang kecil mengenakan kemeja putih dan rok panjang. Pada acara keagamaan, ada seorang kakak kelas yang bertanya apakah dia memiliki kebiasaan mengisap jari waktu kecil, dan Princess menjawab iya.

Awal-awal aku mengenal Princess, dia adalah seorang yang senang mengoleksi komik. Hampir setiap komik dia lahap, kecuali komik cowok pastinya. Komik favoritnya adalah komik yang berbau masak-memasak, walaupun dia sendiri jarang memasak. Dapat diduga bahwa dia juga menyukai acara tv yang berbau seperti itu. Salah satu tontonan favoritnya adalah 'top chef', dan pada musim keempat 'top chef', dia menjagokan Stephanie yang ternyata memang keluar sebagai juara. Seiring bertambahnya usianya, kegemarannya akan komik mulai berkurang. Dia beralih kepada novel. Dia memiliki novel Harry Potter, Eragon, sampai The Host karangan Stephanie Meyer. Novel-novel favoritnya berbau percintaan, bahkan dia sampai membeli novel terbitan lama dari temannya!

Princess adalah seorang yang ramah, murah tersenyum, ngeflow dengan sifat phlegmatisnya dan cincai. Salah satu sifatnya yang kusukai adalah kerendahan hatinya dan kesederhanannya mengingat orang tuanya termasuk orang berpunya. Dia bisa bergaul dengan berbagai karakter orang tanpa harus berubah menjadi orang lain. Dia tetap menjadi dirinya apa adanya. Princess termasuk orang yang tidak enakan. Seringkali dia berucap 'maap, maap' walaupun sebenarnya kata itu tidak perlu diucapkan.

Dia termasuk penggemar game. Game yang sering dimainkannya akhir-akhir ini adalah Cityfille, suatu permainan dari facebook, bahkan dia juga mengajakku untuk ikut serta memainkan game tersebut.

Hari-hari Princess sekarang lebih bebas. Dia telah menyelesaikan perjalanannya di kampus dan tinggal menunggu hasil akhirnya. Aku berharap dia berhasil lulus, walaupun sebenarnya aku mau dia menungguku :)

26.1.11

Kisah pagi hari

Pagi menjelang, matahari mulai memancarkan sinarnya. Sinar itu menyusup masuk melalui sela-sela pintu kaca balkon, bergerak menyusuri sofa dimana seorang pria setengah baya sedang bersandar diatasnya. Tubuhnya besar, namun tampak mulai ringkih dimakan usia. Gurat-gurat kasar terukir diawajahnya, hasil dari perjuangan hidup yang dia lakoni selama ini. Matanya terpejam rapat, namun dia tidak sedang tidur. Aku bisa melihat kekuatiran, kegelisahan, dan berbagai pikiran berkecamuk dikepalanya. Apa yang sedang kaupikirkan? Apa yang sedang kau risaukan? Hatiku miris melihatnya. Apa yang bisa kulakukan untukmu??? Ketika aku bertanya padanya, dia hanya tersenyum datar dan berkata semuanya baik-baik. Dear Tuhan, aku tau Engkau ada diatas sana. Aku ingin mengajukan suatu permohonan. Permohonan yang tidak akan terlampau sulit bagiMu. Tolong Tuhan, jaga keluargaku. Berikan mereka damai sejahteraMu. Lindungi mereka dalam naungan sayapMu. Amin

Bulan-bintang

Aku menyukai kata bulan
Aku juga menyukai kata bintang
Aku paling senang ketika hari menjelang malam, saat orang-orang mulai beristirahat, setelah seharian bekerja membanting tulang.

Mungkin bagi kalian kata bulan dan bintang tidak bermakna apapun, namun entah kenapa kedua kata tersebut menimbulkan sensasi yang tidak biasa didalam diriku. Aku ingat suatu ketika ada seorang kenalanku yang menulis distatusnya 'the moon is so beautiful'. Aku merasa itu sangat-sangat romantis. Terserah jika kalian menganggapku kuno. Walau aku menyukai kata bulan, jangan kira aku menyukai rayuan gombal yang berkata 'wajahmu seperti rembulan'. It ain't romantic at all, malah membuat bulu kudukku berdiri! Entahlah, aku lebih suka kata-kata yang tertuang didalam tulisan daripada kata-kata yang keluar dari mulut seseorang.

Malam ini aku tidak melihat bulan ataupun bintang. Tapi aku tidak perlu kecewa, karena malam ini adalah malam yang istimewa. Papa dan adikku datang! Aku tidak akan kesepian malam ini

Suara angin

Kau menyapaku...
Melantunkan simfoni merdu di telingaku
Meniup lembut setiap helaian rambutku
Membuat hati ini sedikit berdebar
Untung kau tak melihatku,
tatkala semburat warna merah merona dipipiku
Tapi tahukah engkau?
Kau tidak bisa memilikiku
Aku telah menggembok rapat pintu hatiku
Menjaga permata didalamnya
Menunggu sampai seorang yang tepat membukanya

25.1.11

Sale!!!

Aku sedang dalam perjalanan pulang tatkala ada dua orang berbaju merah lewat didepanku. Wajah mereka tidak aku ingat, namun yang menarik perhatianku adalah tulisan 'sale' di baju mereka. Tentu saja dapat diduga mereka adalah karyawan yang bekerja di suatu mal yang sedang mengadakan sale besar-besaran.

Sebagai wanita pada umumnya, aku juga menyukai barang-barang sale. Bukannya aku tidak sanggup merogoh kocek untuk membeli barang yang tidak sale, cuma sayang saja menghabiskan duit dikala aku memerlukannya untuk keperluan lain.

Taukah kamu bahwa selain menyukai barang sale, beberapa kalangan wanita juga men'sale' diri mereka? Hush! Jangan membayangkan yang bukan-bukan. Yang kumaksudkan bukanlah wanita yang berkeliaran dimalam hari (ndak harus malem sih...), mengenakan baju ketat dan lipstik berwarna merah darah, menggoda para pria yang tidak kuat imannya. Bukan, bukan yang itu! Yang aku maksud disini adalah wanita yang diburu untuk menikah. Jangan bilang kamu tidak tahu mengenai hal itu. Menurut aturan ntah darimana, seorang wanita harus menikah sebelum umurnya kepala tiga, jangan sampai jadi perawan tua! Tekanan dari lingkungan, keluarga, dan teman-teman sekitar yang sudah menikah terkadang membuat para wanita lajang panik.

Aku memiliki seorang teman. Usianya hampir menginjak 30 tahun. Sebenarnya dia belum siap untuk memulai suatu hubungan, tetapi keluarganya terus bertanya kapan dia akan menikah. Suatu kali dia berkata kepadaku, apabila dia menginjak usia 30 tahun dan belum menikah, dia akan sale dirinya 50%!!! Hey! Aku terkejut mendengar perkataannya. Ini sama aja artinya dengan dia mengobral dirinya kepada pria mana yang tertarik padanya. Penasaran, aku menanyakan kriteria pria yang dia inginkan. Jawabannya klise, pria yang baik. Namun baik yang seperti apa? Disaat remaja, wanita akan membuat daftar kriteria yang panjang, yang kayalah, tampanlah, bla bla bla. Kriteria yang muncul akibat kebanyakan membaca dongeng, novel-novel romantis, dan menonton film Korea. Seiring bertambahnya umur, daftar kriteria itu memendek, menjadi lebih realistis bahkan menurun lagi menjadi 'yang penting laku' (mungkin tidak semua berpikir seperti itu, tp kebanyakan, iya). Aku tidak bisa menyalahkan temanku juga atas hal ini, karena aku sendiri belum mendekati umur 30 tahun. Jangan bilang aku tidak pernah cemas diusiaku yang 24 ini, apalagi ketika melihat teman-temanku sudah memiliki pasangan, bahkan menikah. Aku berharap bahwa aku tidak akan pernah menjadi wanita 'sale',dan waktu yang akan membuktikan apakah aku akan tetap memegang prinsip itu. Pernikahan tidak selalu membuat diri kita menjadi lengkap.

Btw, anyway, aku kepikiran, apakah ada juga pria yang men'sale' dirinya??? *melihat dua pria yang mengenakan kaos sale berwarna merah. hihi...

24.1.11

Once upon a time in 91

25 Januari 2011

Pernahkah kamu marah? Maksudku, ada segumpal emosi yang bergejolak didadamu dan menunggu hitungan waktu untuk meledak? Hari ini pagiku sedikit terusik tatkala aku tidak bisa menemukan novel yang kupinjam dari tempat penyewaan buku. Novel itu seharusnya dikembalikan beberapa hari yang lalu, namun karena satu dan lain hal,aku belum mengembalikannya(kebiasaan buruk!). Kuobrak-abrik kamar dan sofaku berulang kali, namun hasilnya nihil. Novel itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Aku mulai frustasi dan merasa jengkel. Kutarik nafas dalam-dalam dan kukeluarkan berulang kali, berusaha untuk tidak meluapkan emosiku. Sebenarnya aku termasuk orang yang temperamental, terutama ketika aku tidak menemukan barang yang kucari. Salahku juga sih menaruh barang sembarangan. Daripada emosiku meledak, kuputuskan untuk meninggalkan apartemen dan pergi kuliah, mengunci mulutku rapat-rapat, dan berjanji kepada diri sendiri untuk cepat-cepat pulang dan mencari novel tersebut

Ceritaku tidak berakhir disini. Ada kejadian menarik ketika aku menaiki metromini. Awalnya aku sempat bingung dengan metromini yang tumben-tumbennya dipenuhi penumpang. Hellow! Ini sudah jam 10! Jam kerja sudah dimulai sejam yang lalu! Kuabaikan perasaan aneh itu dan kuhenyakkan tubuhku ke kursi yang kosong. Didalam metromini ada segerombolan anak lelaki yang kutaksir umurnya masih belasan tahun, atau paling tidak berada diawal duapuluhan. Baru beberapa menit aku duduk, tiba-tiba seorang pemuda keturunan Tionghua yang duduk tidak jauh dari tempatku, berdiri dan menunjukkan wajah bingung. 'Ada yang lihat hp saya, tidak?' tanyanya. Aku bingung dan terkejut. Otakku perlu mencerna beberapa saat sebelum menyadari apa yang sedang terjadi. Baru kali ini aku melihat ada pencopetan diangkutan umum! Pemuda itu terus bertanya, tapi tidak ada yang merespons. Kebanyakan hanya diam dan memperhatikannya. Tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang berbadan gemuk menjawab 'Copetnya sudah turun, yang tadi memakai baju putih' katanya menjelaskan. Pemuda itu tetap tampak bingung. Dia menghentikan metromini didepan kampus Ukrida namun tidak turun. Wajahnya masih ‎tampak linglung. Tidak berapa lama metromini melaju kembali. Pemuda itu kembali bertanya kepada para penumpang. 'Ada yang bisa minjemin saya hp, tidak?' Lagi-lagi suasana hening. Bapak-bapak tadi kembali menjawab 'Sudah saya bilang yang ngambil hp tadi sudah turun'. Didepan halte bus Citraland, metromini kembali berhenti. Si pemuda, si bapak-bapak, dan segerombolan anak lelaki didalam metromini turun. Pemuda tersebut merogoh kembali tasnya, berusaha mencari hpnya. Tak menemukannya, pemuda itu naik ke metromini kembali dan bertanya kepada bapak-bapak berbaju coklat yang sedang duduk ditempat yang didudukinya tadi. 'Pak, bisa saya periksa bapak?' tanya pemuda itu. Pemuda itu memeriksa tubuh si bapak dan isi tasnya, namun hasilnya nihil. Bapak-bapak yang diperiksa tadi berujar bahwa bukan dia yang mengambil. Akhirnya si pemuda turun. Aku merasa kasihan kepada pemuda tersebut, dan yang membuatku agak aneh adalah bapak-bapak yang diperiksa tadi juga turun tak lama setelah pemuda itu turun. Aku menjadi curiga. Jangan-jangan komplotan pencopetnya adalah bapak-bapak yang berbadan gemuk, segerombolan anak muda, dan bapak-bapak yang diperiksa tadi. Aku beranggapan bahwa komplotan copet itu sengaja membuat pemuda itu bingung, terutama ketika si bapak-bapak gemuk itu berulang kali berujar bahwa pencopetnya sudah turun. Dasar maling teriak maling! pikirku.

Kejadian tadi memberiku pelajaran untuk berhati-hati, terutama ketika sedang menaiki angkutan umum. Waspadalah ketika angkutan umum sedang ramai, karena pada saat itulah biasanya pencopet beraksi. Aku berandai-andai apabila tadi aku meminjamkan hpku kepada pemuda itu, mungkin pencopetnya akan ditemukan. Tapi seperti biasa penyesalan selalu datang terlambat. Aku berpikir tega banget komplotan copet tersebut, masih sehat tapi malah melakukan hal yang tidak benar. Maksudku, kalo memang sudah susah, ngapain juga menyeret orang lain untuk susah. Sebenernya pengen banget merutuk tuh pencopet, but I know God is fair. Dia akan memberi pembalasan kepada orang sesuai perbuatan orang tersebut, entah itu perbuatan baik atau jahat. Semoga pemuda itu diberi hati yang lapang (yang pasti tidak mudah dilakukan) dan semoga Tuhan memberinya hp yang baru. Amin.